banner image
banner image

Novel: Dengarlah Nyanyian Angin, Haruki Murakami

"Tidak ada kaliamt yang sempurna. Sama seperti tidak ada kepustusasaan yang sempurna."

Dengarlah Nyanyian Angin bercerita tentang anak-anak muda dalam arus perbenturan nilai-nilai tradisional dan modern di Jepang tahun 1960-1970-an. Dengan ringan, Haruki Murakami berhasil menggambarkan sosok kaum muda Jepang yang antikemapanan dan tak memiliki bayangna ideal tentang masa depan. Novel pertama Murakami ini memenangi Gunzo Literary Award tahun 1979.

Novel Haruki Murakami Dengarlah Nyanyian Angin


Itulah sebagian dari yang kubaca di sisi belakang buku dan kemudian aku tulis ulang disini. Ini pertama kalinya aku membaca novel karya Haruki Murakami sekaligus kali pertama membaca novel karangan orang Jepang. Buku ini menceritakan tentang tiga orang dengan satu tokoh utama melewati musim panas di Yamanote, sebuah kota kecil di tepi laut. Cerita hanya berpusat ke si toko Aku, sang tokoh utama yang menghabiskan waktu libur musim panasnya di kota asalnya sebelum kembali ke Tokyo untuk kuliah.

Kebanyakan membaca manga dan menonton anime membuatku menggambarkan keadaan di dalam cerita mirip mirip dengan di anime, ntah cocok ntah ga cara seperti itu. Satu yang semakin aku sadari dari membaca buku ini adalah, budaya yang berbeda menghasilkan gaya menulis dan gaya yang bercerita yang berbeda juga. Tapi, membaca Dengarlah Nyanyian Angin rasanya hanya seperti mendengarkan orang yang bercerita tentang kehidupan sehari-harinya yang biasa saja, mungkin lain cerita jika novel ini aku baca sepuluh tahun yang lalu. Tapi tetap saja ada bagian yang tidak biasa, quote yang menarik untuk dikutip, dan sisi yang lucu dari cerita si Aku

Novel: Dengarlah Nyanyian Angin, Haruki Murakami Novel: Dengarlah Nyanyian Angin, Haruki Murakami Reviewed by Gon on Selasa, Januari 15, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.